Thursday, December 18, 2008

Kuda Besi Asal Jerman


Untuk kenyamanan pengendara pada bagian bawah jok dipasang per spiral. Sedangkan untuk tabilitas, motor dilengkapi suspensi teleskopik dan lengan ayun.Kehadiran motor BMW untuk pertama kalinya di ndonesia diawali pada 1960-an dimana motor-motor itu dipergunakan untuk pegawai perkebunan PTP) dan para pastur. Sejak itu bermunculan berbagai tipe motor BMW seperti R25, R26, dan R27 dengan mesin engkel atau satu silinder. Ketangguhan motor ini terbukti sangat baik, karena sampai kini motor-motor tersebut masih berkeliaran di jalan-jalan. Selain keluaran tahun 1960-an ada pula yang memilik BMW keluaran 1950-an. Biasanya motor didapat dari para kolektor atau orang-orang berduit yang sengaja memesan motor tersebut dari Jerman sebelum masuknya motor-motor yang dipergunakan oleh pegawai perkebunan dan para pastur. Seperti motor BMW R51 produk 1951 milik Yongky ini. Kehadiran R51 memang berbeda dari motor tipe lainnya. Karena langka R51 banyak diburu para kolektor motor klasik. Disainnya sepintas sama dengan tipe R26 atau R27, perbedaan yang sangat kentara R51 menggunakan mesin jenis boxer. Sedangkan R26 dan R27 masih memakai mesin model satu silinder. Untuk sistem suspensinya R51 sudah menggunakan sistem suspensi teleskopik di roda depan, tidak menggunakan suspensi model multi link seperti yang dipergunakan pada R27. Sedangkan belakangnya menggunakan suspensi model lengan ayun dilengkapi sokbreker model hidrolik dan per. Untuk menambah kenyamanan, jok model engkel yang dipergunakan R51 dilengkapi per spiral. Sehingga, saat melintasi jalan bergelombang tidak hanya suspensinya di kedua roda yang mampu meredam guncangan, tapi per di jok tersebut pun mampu mengimbangi guncangan yang terjadi. Akibatnya bantingan yang terjadi tak begitu mengguncang pengendara. Motor berkapasitas 500cc ini bermesin boxer dengan katup di atas atau dikenal dengan sebutan mesin OHV (over head valve). Sistem pemasukan bahan bakarnya masih menggunakan sistem karburator. Sayangnya pada motor ini karburator aslinya tak terpasang, disebabkan datang dari Jerman. Terpaksa untuk mensuplai bahan bakar ke ruang mesin, oleh Yongky dipasangkan karburator Mikuni milik Suzuki trail (TS). Dengan karburator Mikuni bersistem throttle (piston) mampu memberikan pasokan bahan bakar dengan cukup baik. Terbukti mesin bisa idle dengan baik dan tarikannya tak mengalami hambatan. Biasanya yang sering terjadi bila tidak menggunakan karburator aslinya, mesin motor sulit untuk stasioner dan tarikan saat berakselerasi terasa tersendat-sendat. Bahkan, bisa jadi mesin "batuk-batuk" atau nembak-nembak di knalpot. Sistem pengapian yang dipergunakan R51 masih merupakan sistem konvensional, sistem platina dan kondensor. Sedangkan pembangkit listriknya menggunakan sistem spul dan magnet. Untuk penerangan yang lebih baik, sistem kelistrikan standar berkekuatan 6volt kebanyakan diubah jadi 12volt. Agar sorotan lampu lebih optimal, lampu standarnya diganti lampu jenis halogen. Tapi banyak pula pemilik motor yang tetap mempertahankan keorisinalannya, sehingga sorotan lampu kurang begitu terang. Untuk menghidupkan mesin R51, bisa digunakan sistem starter kaki atau kick starter. Uniknya, kick starter ini berada di sebelah kiri mesin. Bagi yang terbiasa dengan motor Jepang dengan motor ini tentu bingung dan akan mengalamai kesulitan. Untuk itu untuk menghidupkan R51, mau tak mau pengendara harus turun dari motor. Cara menstarternya pun tak sembarangan, karena bisa jadi motor sulit hidup dan kaki terhantam pedal kick starter. Caranya pastikan pedal kick starter berada di bagian tengah jarak penginjakan, lalu injak pedal itu hingga ke bawah. Jadi, jangan menginjak atau menekan pedal kick starter bila posisinya masih berada di atas. (Arm)

No comments:

Post a Comment